HIJRAH KE MADINAH, SEBUAH KISAH YANG MEMBANGGAKAN.
SEBAB-SEBAB RASULULLAH HIJRAH DAN KONDISI KEBERAGAMAAN MASYARAKAT MADINAH
Rasulullah saw. sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di Mekah yang penuh dengan ancaman dan teror dari orang-orang kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi. Rasulullah saw. berpikir harus ada jalan keluar untuk mengatasi semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, meninggal dunia. Namun, perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh berhenti. Bagaimana caranya?
Allah Swt. sangat sayang kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Dalam situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad saw., pun akhirnya hijrah dari Mekah ke Madinah.
Benar, bermula dari peristiwa hijrah inilah kejayaan dan kesuksesan Islam dimulai. Ya, terkadang kejayaan dan kesuksesan diawali dengan keprihatinan
Masyarakat Yasrib (Madinah) yang berasal dari bangsa Yahudi beragama Yahudi. Sementara agama mayoritas masyarakat Madinah yang terdiri dari bangsa arab ini memeluk agama penyembah berhala (Paganisme), tidak jauh berbeda dengan agama masyarakat arab jahiliyah Makkah. Hanya saja, karena di Yasrib tidak ada tempat sebagai pusat peribadatan semacam Ka’bah, maka kaum paganis Madinah yang menyembah berhala ini setiap tahunnya datang ke Makkah untuk mengikuti upacara tradisionalnya, yakni mengerjakan haji, sekaligus untuk mencari dukungan dari masyarakat arab quraisy untuk mengalahkan lawannya, terutama bangsa Yahudi.
Namun demikian, dalam menyambut kedatangan agama Islam yang sudah muncul di Makkah, sikap dan kondisi keberagamaan masyarakat arab Yasrib masih lebih baik dan beruntung daripada masyarakat arab Makkah. Kalau masyarakat arab jahiliyah Makkah, mereka memusuhi dakwah Islam yang dilancarkan Nabi Muhammad. Sedangkan Masyarakat arab Yasrib, mereka bersikap toleran, tidak memusuhinya, bahkan lebih cepat menerima dakwah Islam. Hal ini disebabkan karena:
1). Masyarakat arab Yasrib (Madinah) hidup berdampingan dengan bangsa Yahudi. Mereka sering berdialog dan mendengar tentang kebaikan agama tauhid (monotheisme) dan tercelanya agama paganisme (agama berhala), serta mendengar kabar gembira tentang datangnya Nabi akhir jaman yang akan menghancurkan agama paganisme. Sekalipun mereka masih tetap beragama paganisme dan tidak terpengaruh untuk memeluk agama Yahudi.
2). Peperangan dan permusuhan yang berkepanjangan antar kabilah arab, terutama antara kabilah Aus dan Khazraj, membuat mereka menaruh harapan besar terhadap seorang tokoh seperti yang diceritakan orang Yahudi, yang mampu mempersatukan mereka, serta mampu membuat kehidupan mereka damai, sentosa dan lebih berkualitas daripada orang-orang Yahudi.
Pada tahun ke-10 dari masa kenabian Nabi Muhammad (= thn 620 M), saat mengikuti upacara tradisional (haji) di Makkah, beberapa orang arab Yasrib menyaksikan beliau Saw di daerah Aqabah yang giat mendakwahkan kenabiaannya dan mengajak mereka agar meng-Esa-kan Allah semata dan meninggalkan penyembahan berhala. Hal ini menjadikan mereka saling bertanya dan menerka-nerka, barangkali dia (Nabi Muhammad) inilah yang sering diceritakan oleh orang Yahudi itu. Sepulangnya dari haji, peristiwa ini diceritakan kepada penduduk Madinah.
Pada tahun berikutnya, tahun ke-12 dari masa kenabian (= 621 M), saat menghadiri musim haji, ada 12 orang dari kabilah Khazraj bertemu dengan Nabi Muhammad di Aqabah menyatakan masuk Islam dan mengucapkan bai’at (ikrar, janji setia) kepada Beliau Saw, yang lebih dikenal dengan istilah “Bai’at Aqabah Pertama”, atau disebut “Bai’atun Nisa’” (janji setia wanita) karena ada seorang wanita yang turut serta, bernama ‘Afra’ binti ‘Abid bin Tsa’labah.
Isi Bai’at Aqabah Pertama :
- tidak menyekutukan Allah,
- tidak mencuri,
- tidak berzina,
- tidak membunuh anak-anak,
- tidak menghasud dan memfitnah
- tidak mendurhakai beliau Saw
..
Beliau Saw kemudian mengutus sahabat Mush’ab bin Umair ke Yasrib untuk mengajari mereka tentang agama Islam. Perilaku Mush’ab yang terpuji membuat banyak penduduk Yasrib yang tertarik memeluk Islam. Mereka rindu bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.
Pada tahun ke-13 dari masa kenabian (622 M), saat musim haji, semakin banyak orang Yasrib yang ikut ke Makkah. Tidak kurang dari 75 orang (73 lelaki dan 2 wanita). Mereka bertemu Nabi Muhammad Saw secara rahasia di Aqabah, kemudian menyatakan masuk Islam dan “mengundang” beliau Saw agar bersedia pindah (hijrah) ke Yasrib.
Untuk menanggapi keseriusan permohonan mereka, Nabi Muhammad kemudian mengambil sumpah setia (bai’at/ikrar) dari mereka, yang isinya, bahwa mereka berikrar akan : membela mati-matian dan melindungi terhadap keselamatan diri beliau dan agama Islam dari gangguan siapapun.
Sumpah setia atau ikrar tersebut lebih dikenal dengan istilah “Bai’at Aqabah Kedua”. Bai’at Aqabah kedua ini merupakan titik awal perkembangan Islam dan Dakwah Nabi Muhammad Saw pada masa-masa selanjutnya, sehingga Islam tersebar ke muka bumi secara cepat.
Setelah memperhatikan dua kali peristiwa Bai’at Aqabah tersebut, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib masih bertahan di Mekah.
Rencana hijrah Nabi Muhammad saw didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap diri Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw karena khawatir akan beliau lari. Pada malam itu pula. Nabi Muhammad saw membisikkan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya.
Atas izin Allah Nabi Muhammad saw berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat. Tidak lama setelah Nabi Muhammad saw meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan masuk ke rumah beliau dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah Swt.
hijrah nabi |
PERJALANAN HIJRAH RASULULLAH SAW
Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya berhijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Jalan yang ditempuh beliau adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka beliau melalui jalan itu.
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain putra-putri Abu Bakar, yaitu Abdullah, Aisyah dan Asma’, dan pembantu mereka: ‘Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah adalah mencari informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.
Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, maka berangkat dan melanjutkan perjalanan dengan perbekalan yang diberikan oleh Asma’, putri Abu Bakar. Supaya aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin Uraiqit dari banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Dia membawa Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.
Orang Quraisy mengadakan sayembara : “Siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, akan menerima hadiah besar dan jabatan tinggi”. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar.
Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw beserta kedua temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil menyantap bekal yang diberikan oleh Asma’, putri Abu Bakar.
Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw, kudanya selalu tersungkur. Hal itu berulang sampai empat kali. Suraqa yang percaya kepada “dewa” berpikir bahwa itu “pertanda buruk” sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali lagi ke Mekah.
Selama tujuh hari terus-menerus mereka berjalan. Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw singgah di desa Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah.
Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu Salat Jumat, maka Salat-lah beliau di sana. Inilah Salat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun merupakan khotbah yang petama.
Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nanti masyarakat Madinah. Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw, lengkap dengan regu gendering “Rebana”. Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad saw dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk menyambut kedatangan Nabi SAW :
مِنْ ثَنِيَّاتِ الْوَدَاعْ | * | طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا |
مَا دَعَا لِلَّهِ دَاعْ | * | وَجَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا |
جِئْتَ بِالْأَمْرِ الْمُطَاعْ | * | أَيُّهَا الْمَبْعُوْثُ فِيْـنَا |
Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita,
Dari celah-celah bebukitan.
Wajiblah kita bersyukur
Atas ajakan (beriman) kepada Allah Swt.
Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami,
Kau datang membawa ajaran yang wajib ditaati.
MEMBANGUN MASYARAKAT MADINAH
Usaha yang beliau lakukan setelah menetap di Madinah untuk mendukung kesuksesan dakwah Islamiyah adalah membangun Masyarakat Madani, yakni masyarakat berkembang yang memiliki peradaban, yang taat dan patuh terhadap pimpinan dan perundang-undangan, berpola pikir modern dan toleran, serta dapat hidup berdampingan secara damai didalam sebuah wadah Negara Madinah, dengan langkah-langkah strategis sebagai berikut
- Mendirikan Masjid Nabawi.
- Memperkokoh hubungan intern umat Islam (ukhuwwah Islamiyah).
- Mengatur hubungan persahabatan antar umat beragama, muslim dan Non Muslim, (ukhuwwah basyariyah & ukhuwwah wathoniyah).
Pendirian Masjid Nabawi
Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh umat Islam ikut ambil bagian sehingga berdiri sebuah masjid berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.
Masjid yang dibangun Rasulullah saw. bersama-sama kaum Muhajirin dan Ansor tidak hanya berfungsi untuk shalat semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat :
1) mempersatukan umat,
2) bermusyawarah tentang perkembangan Islam,
3) mengkaji ilmu agama,
4) sebagai pusat pemerintahan setelah Rasulullah dipilih sebagai pemimpin masyarakat Madinah.
Memperkokoh Hubungan Intern Umat Islam (Ukhuwwah Islamiyah).
Setelah membangun Masjid, Rasulullah kemudian memperkokoh persatuan dan kesatuan umat Islam (ukhuwwah Islamiyah) dengan cara memparsaudarakan kaum Muhajirin dan dengan kaum Anshor. Seolah-olah mereka saudara sekandung.
Kaum Muhajirin adalah kaum muslimin penduduk Makkah yang hijrah ke Madinah. Sedangkan kaum Anshor adalah kaum muslimin penduduk asli Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin.
Sambutan kaum Anshor sungguh luar biasa. Mereka rela mengorbankan jiwa, raga dan harta untuk membela agama dan kaum muslimin dari gangguan kafir quraisy. Orang-orang Muhajirin merasa nyaman dan tenteram, meskipun bukan tinggal di rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan. Hal ini mampu menghilangkan rasa duka kaum Muhajirin, sehingga mereka dapat hidup tenang dan tentram. Ketenangan dan ketentraman ini merupakan modal dasar untuk membina Masyarakat Madani yang bersatu padu dalam rangka mendukung suksesnya dakwah Islamiyah di Madinah dan daerah-daerah sekitarnya.
Mengatur Hubungan Persahabatan Antar Umat Beragama
Masyarakat Madinah saat itu terdiri dari 3 (tiga) golongan:
1) kaum muslimin;
2) kaum yahudi (mayoritas), dan
3) bangsa Arab penyembah berhala dan beragama nasrani (minoritas).
Untuk menciptakan kehidupan masyarakat madani yang bersatu, aman, tentram, damai dan sejehtera, serta bebas dari berbagai gangguan yang datang dari luar dan dari dalam kota Madinah, maka beliau Saw menerapkan langkah strategis yang ketiga, yaitu menjalin hubungan dengan masyarakat non-muslim di Madinah, terutama dengan kaum Yahudi. Mereka diajak berunding merumuskan perjanjian bersama untuk dapat hidup berdampingan secara damai. Perjanjian dan kesepakatan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk “undang-undang” yang lebih dikenal dengan istilah “Piagam Madinah”atau “Konstitusi Madinah“ pada tahun ke-2 hijriyah (623 M).
Diantara pokok-pokok isinya adalah :
1) Seluruh penduduk Madinah harus hidup berdampingan secara damai.
2). Masing-masing penduduk bebas memeluk agamanya dan menjalankan aktifitas agamanya.
3). Jika salah satu pihak diserang dari luar, maka pihak yang lain wajib membantunya.
4). Seluruh penduduk harus saling nasehat-menasehati dan tolong menolong dalam kebaikan untuk kepentingan bersama.
5). Menetapkan Nabi Muhammad sebagai hakim dan pemimpin umum masyarakat Madinah. Jika terjadi perselisihan antara kaum muslimin dan kaum yahudi atau antar anggota masyarakat, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada beliau Saw sebagai pemimpin tertinggi.
Piagam/Konstitusi Madinah merupakan bentuk Proklamasi berdirinya sebuah negara modern, yakni Negara Madinah yang demokratis yang menjamin kebebasan beragama bagi warganya.
Dari uraian diatas dapatlah dipahami, bahwa Muhammad bin Abdullah bukanlah sekedar seorang Nabi dan Rasul utusan Allah atau pemimpin kaum muslimin (pemimpin agama) semata, akan tetapi sekaligus sebagai seorang presiden atau kepala negara (pemimpin politik) dari sebuah negara modern “Madinah” yang demokratis, bukan negara kerajaan (monarkhi).
Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw, Madinah menjadi daerah yang sangat maju, baik peradaban maupun kebudayaannya, sehingga terkenallah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).
Nama : Raihanun putri syani
BalasHapusNo : 27
Kelas : 7B
Nama: Aurellia ananta putri
BalasHapusKelas: 7F
No Absen: 06
NAMA:FARREL PRADIGWAN
BalasHapusKELAS:7E
NO.ABSEN:10
Nama: abiyyu Muria Yaqut
BalasHapusNo:2
Kelas:7A
Nama:vicky ardyansah
BalasHapusKelas:7f
No:31
Nama : Verlita Evelyn
BalasHapusKls : 7f
No. : 30
Nama : M Fatkhul Amin.
BalasHapusNO. :14.
Kelas :7A.
Nama :Harly Bagus Jawata
BalasHapusNo :14
Kls :7b
Nama : Tegar bhara ramadika
HapusNo : 31
Kls : 7b
NAMA : PANJI GUMILANG T.Y
BalasHapusNO. ABSEN : 23
KLS : 7E
Nama : Tio Aryo Seno
BalasHapusNo : 29
Kelas. : 7A
Nama : Reva amellia mievta islami
BalasHapusKelas : 7F
No.absen : 24
Nama :Hafidz maulana
BalasHapusKls :7b
No absen :13
Nama : Cindy Olivia
BalasHapusKelas: 7E
No absen:03
Nama : Damar Putra Agustian
BalasHapusKls : 7A
No : 8
Nama:Septia Rani Putri
BalasHapusKelas:7D
No:30
Nama:Kirana Rasmandicha Maulida
BalasHapusKelas:7E
No.absen:14
Nama:Briandara Mobilia T
BalasHapusKelas:7c
No absen:07
Nama: Putri Jubaidah Anugrah
BalasHapusKls: 7A
Nomer: 21
Nama : Berliana desiyanti
BalasHapusKelas : 7C
No absen : 6
Nama : Rehan Wahyu Firmansyah
BalasHapusKls : 7C
No absen : 30
nama : farel yoan novtriansyah
BalasHapusnomer : 08
kelas : 7E
Nama : Aulia Nur Afiani F
BalasHapusKelas : 7C
No. Ab : 04
Nama:Ayu Nur Fadila
BalasHapusKls:7A
No absen:07
Nama:Azzril Ardiansyah
BalasHapusKelas:7b
Nomer:06
Nama:Eva RahmaWinata
BalasHapusKls:7C
No absen:18
Nama:Octa Sofa Ramadhani
BalasHapusKls:7B
No:26
Nama: Danu adi pratama
BalasHapusKls :7c
No : 09
Nama:David Rico Surendra
BalasHapusKelas :7D
No 10
Nama:Abdul aziz Aminullah
BalasHapusKelas: 7B
No:1
Nama: Defina Eka Oktaviani
BalasHapusKelas:7C
No:10
Nama : Muhammad irvan
BalasHapusKelas : 7F
No : 18
*Nama: Akhmad Fattah Juliansyah*
BalasHapus*NO.Absen: 01*
*Kelas: 7C*
Nama : Dita Ayu Rahmawati
BalasHapusKelas : 7D
No. Absen : 12
Nama: Muhammad Dwi Andika
BalasHapusKelas:7F
No:16
Nama:Ditra Ferdian Syafarudin
BalasHapusKelas:7E
No.absen:6
Nama : Safira Wahyu Nurrul Jannah
BalasHapusKls : 7A
No absen : 25
Farel dwi purwantoro
BalasHapusKls 7d
No 15
Nama:Fransisca Yulia Ananta
BalasHapusKls:7B
No. Absen:12
Nama : Aulia Husna Cantika
BalasHapusKls : 7B
No : 04
Nama:Daffa Wildan Barqi
BalasHapusNo Absen:04
Kelas:7E
Nama : Dova irbiansyah
BalasHapusKelas : 7A
No : 9
Nama:Arfan bob said
BalasHapusNo:03
Kelas:7B
Nama: vania putri purnomo
BalasHapusKls:7E
Absen:29
Nama:Bima bagus wicaksono
BalasHapusKls:7E
Absen:29
Nama: Ira Agustina Santoso
BalasHapusKls:7E
Absen:29
Nama: andre setyawan
BalasHapusKls: 7A
Absen: 06
NAMA : MUHAMMAD FAUZAN
BalasHapusKLS : 7F
NO : 17
BalasHapusAyu fitri rahma dani
Kls: 7D
No ab:05
Nama: Ahmad Widjaya.K.A
BalasHapusKelas:7A
No:04
Nama : Rangga Agustian Dwiadi Putra
BalasHapusNo Absen : 25
Clas : 7E
Nama: Al Idris Bagus Qolby
BalasHapusKls: 7A
Absen: 05
Nama: Reza Aristania
BalasHapusKelas: 7C
No: 31
Nama : Rosa Indrawati
BalasHapusKelas : 7a
Absen : 24
Nama: Mohammad yusron Aditya Firmansa
BalasHapusKelas:7e
No:17
Nama:Naffy Tian Athatillah
BalasHapusNo:21
Kls:7b
Nama:Bima cakra wardana
BalasHapusKlS:7F
NO ABSEN:07
Nama :Ratna adelia
BalasHapusNo: 27
Kls : 7E
Nama: Calvin Geo Geraldy Alkhalifi
BalasHapusKls;7d
No:07
Nama : putri lisa pratiwi eki ramadhani
BalasHapusKelas : 7D
Absen : 27
Nama:Nasya viona putri tania
BalasHapusKls:7B
No. Absen:22
Nama Riska mutiara b
BalasHapusNo23
Kls7A
Nama: wahyu avianto
BalasHapusKelas:7A
Absen:39
Nama: Bunga Dwi Rifana
BalasHapusNo:08
Kelas:7F
Nama : Muhammad Pratama Redyananda
BalasHapusKls : 7E
No. Absen : 18
Nama: wahyu avianto
BalasHapusKelas:7A
Absen:30
Nama:Rasya Yasin Arafat
BalasHapusKelas:7B
Absen:28
Nama:Ahmad Sunandar Awaluddin Muhyi
BalasHapusKelas:7F
Absen:2
Nama Fattan Zaki Al Ghozali
BalasHapusKls 7d
Nomer 15
Nama:praka dwi arahman
BalasHapusKelas:7E
Absen:24
Fransisco Aan Febrianto
BalasHapusKelas=7f
No=11
Nama:Ramadani dwi andreawan
BalasHapusNo:22
Kls:7A
Nama:Eka Yoga Pratama
BalasHapusNo:09
Kls:7B
Nama:Nadia Eka Kurnia
BalasHapusKls:7A
No absen:18
Nama : Haril Masfuat
BalasHapusKelas :7E
No : 11
Nama:Muhammad Farhan Hisbullah
BalasHapusKelas:7D
No:24
Nama: Dyarwita Shifa Malika
BalasHapusNo: 15 kls 7c
nama: Aisyatul Ulla Al Azizah
BalasHapuskls:7f
no:03
Nama : Dewi Novianti
BalasHapusKelas : 7C
Absen : 12
NAMA: MUHAMMAD ALIF FATKHURROHMAN
BalasHapusKELAS: 7B
NO: 14